ittifaqiah.ac.id_Indralaya; corona virus disease atau covid-19 telah menjadi bencana non alam berupa wabah penyakit yang wajib dilakukan upaya penanggulangan sehingga tidak terjadi peningkatan kasus.
Penyakit ini disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang dapat menyebar antar manusia, yaitu kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau melalui droplet orang yang terinfeksi saat batuk atau bersin dan menyentuh benda yang terkena droplet kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata sebelum mencuci tangan.
Satgas Covid-19 Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya menyadari hal tersebut sehingga berbagai upaya dilakukan dalam rangka pencegahan penyebaran virus.
Standar operasional telah diterapkan seperti menutup kunjungan tamu termasuk wali santri dan barang kiriman, menyediakan tempat cuci tangan di tiap asrama dan tempat-tempat strategis.
Selain itu, santri non mukim diterapkan sekolah Daring (online) sampai darurat Covid berakhir, memberikan minuman teh kepada santri, tidak ada izin keluar kampus bagi santri mukim, berjemur dan pemberian vitamin serta setiap hari memberikan penyuluhan kepada santri.
Jika dalam keadaan terpaksa menerima tamu, maka tamu tersebut harus mendapat izin dari pihak berwenang selanjutnya menjalani prosedur pemeriksaan suhu badan, cuci tangan dengan handsanitizer dan masuk dalam bilik disinfektan.
Menyikapi anjuran Menteri Kesehata n dalam surat edaran Nomor: HK.02.02/III/375/2020 tentang penggunaan bilik disinfektan dalam rangka pencegahan penularan Covid-19, ketua Satgas Ittifaqiah ustadzah. Kurnia Sari, M.Kes., menjelaskan kalau pondok tetap menerapkan bilik yang dimaksud tanpa terkecuali semua tamu wajib disemprot.
“Saya sudah mendapatkan surat anjuran untuk tidak digunakan, tetapi kita tetap pakai bilik ini karena dari pertama kali dioperasikan, cairan yang kita semprot bukanlah cairan berbahaya menurut Menkes melainkan handsanitizer”, ungkap Sari.
“Memang banyak bilik yang terpasang diperkantoran menyemprotkan cairan wifol, clorin atau semacamnya. Cairan ini untuk benda bukan untuk tubuh manusia. Oleh karena itulah Menteri Kesehatan melarang penggunaan bilik yang menyemprotkan bahan-bahan bukan untuk tubuh manusia”.
“Bilik sehat yang kita gunakan sangat bermanfaat, bisa menghilangkan debu pada pakaian dan cairan handsanitizer yang disemprotkan bisa menghilangkan bakteri dan virus. Alhamdulillah stok handsanitizer kita lebih dari cukup”, tambah ustadzah. Sari.
Lebih lanjut ketua Klinik Al-Ittifaqiah ini mengharapkan dukungan dari semua stake holder ittifaqiah sehingga pencegahan virus corona dapat berjalan dengan optimal.
“Satgas telah dibentuk tepatnya tanggal 20 bulan Maret lalu, Protap dan SOP telah kita terapkan, selain kita taqarrub dan munajat kepada Allah Swt, kami juga butuh dorongan, bimbingan dan dukungan penuh dari keluarga besar Al-Ittifaqiah”.
“Semoga wabah Corona ini segera berakhir sebelum bulan suci Ramadhan”, doanya.
2 komentar
Mabsud, Sabtu, 4 Apr 2020
Tetap semangat…
Mas Mitsjat, Sabtu, 2 Mei 2020
Mudah mudahan itifaqiah terbebas dati wabah ini.