Menjelang usianya yang ke 50 tahun (sejak 10 Juli 1967), sebuah kehormatan bagi Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah menjadi salah satu di antara dua puluh Pondok Pesantren yang masuk dalam buku “Pesantren-pesantren Berpengaruh di Indonesia”. Bersanding dengan beberapa pesantren yang populer di Indonesia lainnya, semisal Pondok Modern Darussalam Gontor, Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Madura, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dan Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta.
Buku yang pertama kali diterbitkan Mei tahun 2015 ini mengulas persoalan pesantren sebagai lembaga pendidikan paling tua di Indonesia yang punya daya tahan luar biasa. Dalam catatan editor disebutkan bahwa, selain memenuhi prasyarat dasar dengan kehadiran figur seorang kiai, santri, pondok, kajian kitab-kitab kuning, dan bangunan masjid yang menjadi episentrum kegiatan santri dan masyarakat, masih banyak faktor lain yang membuat sebuah pesantren mampu bertahan selama puluhan bahkan ratusan tahun dengan daya pengaruh dan sumbangsih yang besar.
Dua puluh pesantren yang termuat di buku ini membuktikan agar tak ditelan derap zaman, pesantren tidak boleh berhenti sebagai lembaga pendidikan dan menjadi penjaga moralitas agama semata. Pesantren juga harus turut aktif menjadi pengerek terdepan bagi perubahan sosial di tengah-tengah masyarakat.
Buku ini menguak rahasia bagaimana para kiai merintis, mengembangkan, dan memajukan pesantren sambil mendayung di antara dua arus yang saling bertolak belakang antara mempertahankan tradisi dan mengakomodasi modernisasi.
Sang penulis buku, juga berusaha menelusuri jejak para kiai yang punya sumbangan besar dalam merajut wawasan kebangsaan Indonesia. Menyajikan ulasan mendalam tentang dinamika kehidupan pesantren-pesantren yang pengaruhnya di tanah air cukup besar, bahkan melintas batas hingga mancanegara.
“Subhanallah. Alahamdulillah. Allahu akbar. Spektakuler! PPI masuk dalam buku Pesantren-pesantren Berpengaruh di Indonesia. Ini keberkahan dan kehormatan bagi Al-Ittifaqiah, bahwa prestasi yang dilekatkan buku ini kepada Al-Ittifaqiah meski kita jaga pertanggungjawabannya.”, ungkap Mudir, Drs. K.H. Mudrik Qori, MA mengomentari buku tersebut. []
Judul Buku | Pesantren-pesantren Berpengaruh di Indonesia |
Penulis | Olman Dahuri, M. Nida’ Fadlan |
Jumlah Halaman | 248 Halaman |
Tahun | 2015 |
Penerbit | Erlangga (Imprint) |
20 PESANTREN BERPENGARUH DI INDONESIA
- YLPI Buntet, Cirebon, Jawa Barat.
- Pesantren Sabilil Muttaqien, Magelang.
- Pesantren Darul Ulum, Jombang.
- Pesantren Tebuireng, Jombang.
- Pesantren Lirboyo, Kediri.
- Pesantren Darussalam, Martapura, Kalsel.
- Perguruan Islam Al-Masthuriyah, Sukabumi.
- Pesantren Rasyidiyah Kholidiyah, Kalsel.
- Pondok Modern Darussalam, Gontor.
- Pondok Pesantren Darussalam, Ciamis.
- Pesantren Al-Muayyad, Surakarta.
- Pesantren As’adiyah, Sengkang, Sulsel.
- Pesantren Cipasung, Tasikmalaya.
- Asrama Perguruan Islam, Tegalrejo.
- Pesantren Al-Amien, Prenduan, Madura.
- Pesantren Pabelan, Magelang.
- Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah, Indralaya.
- Pesantren Daar el-Qolam, Tangerang.
1 komentar
thoriq, Senin, 28 Des 2015
assalamualaikum wr…wb…
salam sejatera dan kesehatan semoga dilimpakan kepada pemipin2 ponpes Al-ittifaqiah terutama buat KH. M. Mudriq Qori beserta stap-stapnya semoga dilimpakan rizqi, kesehatan dan umur yang panjang.
Kami dari alumni ppi yang sangat bangga atas kemajuan yang sangat pesat dari tahun ke tahu terhadap pondok tercinta, semoga kian hari kian membaik dari hari-hari sebelumnya. Kami selalu berdo’a untuk pondok tercinta terlebi khususnya untuk para-para pejuang-pejuang pondok yang tak perna lelah dalam mengembangkan pondok.
kami juga meminta do’a atas perjalanan kami mencari ilmu. kenangan-kenangan yang perna kami lalui dipondok tercinta sangatlah bermanfaat bagi kami ketika diluar, terasa kurang pengorbanan yang kami lakukan selama berada dipondok, kami iri terhadap adex-adex yang menjadi penerus kami yang lebih semangat dalam mencari ilmu-ilmu untuk bekal dikemudian hari.
dan kami titip salam buat adex-adex yang berada di pondok, terus semangat dan jangan perna puas dalam menuntut ilmu. perbanyak pengalaman baik dipondok karna itu sangat berguna diluar.
mungkin hanya cuman ini yang dapat kami sampaikan, tak sanggup tangan ini mengetik karna perlahan-lahan butiran-butiran air mata terus mengalir, mengalir akan terharunya dengan masa-masa dipondok, maaf kan kami jika selama dipondok kami banyak berbuat kesalan karna itu sebagai pelajaran bagi kami.