Survei yang dilakukan Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta menemukan bahwa dari 237 juta populasi Muslim di Indonesia, 72,25 % atau 172 juta jiwa masih buta aksara Al-Quran.
Keprihatinan terhadap kondisi tersebut mendorong hadirnya Lembaga Pembinaan Literasi Al-Quran (LPLQ) yang diinisiasi oleh para pengajar (muallim) Al-Quran.
Fatoelbaary Sitepu Ketua Umum LPLQ menjelaskan keprihatinannya dengan besarnya angka buta aksara Al-Quran di Indonesia yang merupakan negara Muslim terbesar di dunia.
“Hadirnya LPLQ sebagai upaya untuk mendorong kebijakan dan program aksi pengentasan buta aksara Al-Quran di Indonesia,” tegasnya.
Untuk memperkuat gerakan LPLQ, Mudir PPI Drs. KH. Mudrik Qori, MA ditarik sebagai Dewan Pakar Dalam jajaran Dewan Pengurus Pusat LPLQ.
KH. Mudrik Qori dipandang sebagai sosok yang berhasil dalam pembinaan Al-Quran, baik di Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya maupun LPTQ Prov. Sumatera Selatan.
“Kami meminta kesediaan beliau untuk memperkuat gerakan dan program-program aksi LPLQ,” jelas Fathoelbaary.
Kepengurusan DPP LPLQ dikukuhkan oleh Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto bertempat di Nusantara IV Komplek DPR/MPR Senayan, Jakarta (5/3).
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan, Direktur Direktorat Penerangan Agama Islam Kemenang Ahamad Zayadi, Sekjend Dewan Masjid Indonesia Imam Addaruqutni serta Peneliti IIQ Jakarta Halimah Tusa’diyah, Reksiana, dan Mamluah.