ittifaqiah.ac.id_Indralaya; Pagi yang cerah di bawah langit Indralaya, walau masih berkabut dengan indeks kesehatan udara di atas 300, menurut Kadin kesehatan Ogan Ilir yang datang sehari sebelumnya ke kampus PPI dalam rangka menyalurkan bantuan 3000 masker untuk santri dan mahasiswa, dr. Riska menyatakan “status berbahaya untuk kepadatan karbon di atas 300”, kendati begitu jadwal Kuliah Iftitah STITIQI tahun akademik 2015/2016, tetap terselenggara sesuai jadwal pada hari Sabtu 3 Oktober 2015, dengan sukses.
Sorak sorai tepuk tangan penuh antusias dari 162 mahasiswa baru dan 647 mahasiswa lama menguak sunyi di Aula Ibnu Rusyd tempat kuliah iftitah dilaksanakan dengan sambutan dari wakil gubernur Sumatera Selatan, Ir. H. Ishak Mekki yang langsung memberikan sambutan pada acara di STITQI (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Qur’an Al Ittifaqiah) sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi swasta di Sumsel dengan Akreditasi B penuh dari BAN PT.
Kuliah umum STITQI kali ini STITQI mengundang “Tamu Dari Masa Depan”. Cendekiawan Muslim dari kalangan Intelektual garda depan, Ustad Ayank Utriza Yakin Ph.D, lulUsan Ecole Normale Superior (ENS) French.
Mengutip Cak Nur “abad ke 21 akan menjadi abadnya santri” terbukti dari data-data yang disajikan berdasarkan hasil penelitian bahwa ada kecenderungan intelektual pesantren yang menembus Universitas terkemuka di Dunia , dari santri ke Eropa, Amerika, hampir lebih dari 2 dekade terakhir kalangan pesantren dan mahasiswa Perguruan Tinggi Islam rata-rata melanjutkan Studi selain ke Negara-Negara liga Arab (Mesir, Turki, Madinah dan negeri padang pasir lainnya yang menjadi kiblat Islamic Studies_ juga ke universitas di negeri-negeri “Secular” (Harvard, Cambridge, Oxford, Leiden, Perancis)” ujar Lulusan Magiter (S2 dari Mesir yang mengenyam pendidikan S1 UIN Jakarta ini).
Dilanjutkan dengan pemaparan beberapa data generasi yang muncul sebagai tokoh Intelektual Nasional yang berpengaruh secara Luas di Dunia Internasional tidak bisa di lepaskan dari akar pendidikan Pesantren dan Kyai.
Tertulis dalam catatan Sejarah Intelektual Pesantren bahwa ujung dari Transmisi Intelektual itu di pegang oleh generasi santri dan mahasiswa di perguruan tinggi Islam Khususnya mahasiswa Tarbiyah sebagai kandidat guru masa depan, anak didik yang sah dari Pencerahan dan kebangkitan Ulama Intelektual dan Intelektual ulama di masa lalu, dengan misi Rahmatan lil’alamien “itu Tugas dari kalian Generasi Masa depan”.
Berita terkait:
1. http://www.kaganga.com/pemerintahan/ishak-mekki-berikan-kuliah-umum-stitqi-indralaya.html
2. http://sumsel.kemenag.go.id/index.php?a=foto&id=107090