Peletakan Batu Pertama Gedung Asrama dan Kelas Baru Seharga 15,7 M

ittifaqiah.ac.id_Pembina Yayasan Islam Al-Ittifaqiah Indralaya K.H.M.W. Barkat melakukan peletakan batu pertama pembangunan asrama dan kelas di Kampus D Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Desa Tanjung Lubuk Indralaya Selatan (1/3).

Acara peletakan batu pertama pembangunan cluster I ini sebagai bentuk Komitmen Al-Ittifaqiah dalam rangka mengadakan fasilitas asrama dan kelas yang reprensetatif bagi santri.

Total dana yang diperlukan dalam pembangunan Zona I Bagdad mini tersebut mencapai 15,7 M dan CV. Farozah Ogan Lestari terpilih sebagai kontraktornya.

Bapak Fauzan Muis direktur CV. Farozah Ogan Lestari menjelaskan bahwa pembangunan yang akan dikerjakan nanti adalah berupa gedung asrama putri 2 lantai terdiri dari 12 lokal, 2 lantai gedung asrama putra terdiri 10 lokal, gedung 2 lantai ruang kelas belajar terdiri dari 24 lokal termasuk juga ruang guru, musholla, kantin dan dapur bersih.

“Besok kita mulai datangkan material pembangunan, Insyaallah pengerjaan bisa rampung sebelum target yang disepakati yakni 4 bulan. Memang menelan dana cukup besar karena ada 50 ruangan baik itu asrama, kelas maupun fasilitas pendukung lainnya yang totalnya 15,7 M”.

Dilokasi yang sama, Ketua Yayasan Islam Al-Ittifaqiah K.H.M. Joni Rusli, S.Pd.I. terangkan bahwa skema pembiayaan pembangunan cluster I Bagdad Mini ini memakai cicilan yang bersifat sangat memihak pondok.

“Skema pembiayaan adalah dengan dicicil selama 60 bulan dan proyek ini baru tahap I, masih ada 11 cluster lagi menuju kawasan Bagdad Mini yang diperkirakan mencakup 200 Ha, oleh karena itu kita mengundang para donator baik dalam maupun luar negeri mengingat Al-Ittifaqiah masih banyak kekurangan kelas dan asrama, kampus perguruan tinggi dan lain sebagainya. Mohon doanya semoga hajat-hajat tersebut dapat segera tercapai demi terwujudnya Rahmatan Lil ‘Alamin”, ujar ustad. Joni.

Sejak didirikan, Al-Ittifaqiah istiqomah berprinsip memberikan pendidikan berkualitas nasional/internasional namun memihak pada kaum ekonomi lemah, kaum dhuafa, kaum miskin, yatim dan yatim piatu.

“Rapat yang paling alot adalah rapat penentuan biaya pendidikan, satu sisi kita harus menyediakan fasilitas mumpuni tapi sisi lain kita tidak bisa meninggalkan mereka yang berekonomi lemah, kaum dhuafa, fakir miskin dan yatim piatu, mereka berhak menikmati pendidikan berkualitas. Oleh karena itulah sedalam mungkin kita tekan biaya yang harus dikeluarkan santri dan bila saatnya nanti malah akan kita gratiskan”, tambah ustad. Joni yang juga sebagai ketua PB. Ikappi.