Oleh: Ust. H. Mubarok Hanura (1991)
Islam sebagai suatu agama, adalah agama yang Universal dan Multy Complex, yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT semata, tetapi lebih dari itu, Islam mengatur manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungannya, seperti; hewan dan tumbuh-tumbuhan. Islam is much more than a system of theologie, Islam is complate civilization.
Sesungguhnya Allah SWT, menciptakan beragam makhluk yang kesemuanya merupakan suatu totalitas utuh. Antara makhluk yang satu dengan makhluk yang lainnya, terdapat saling keterkaitan, keterikatan dan ketergantungan. Bumi sebagai tempat bermukim, disatu sisi adalah objek yang menjadi sasaran baku aktifitas dan kreatifitas manusia, namun disisi lain bumi pula yang menjadi subjek pemasok sebahagian besar kebutuhan manusia. Demikian juga terhadap makhluk-makhluk lainnya sehingga terbentuk suatu siklus kehidupan. Karena itu manusia sebagai makhluk terbaik yang diciptakan Allah SWT. Berkewajiban mengatur hubungan yang baik dengan lingkungannya.
Islam mengajarkan kepada manusia tentang kebebasan yang ada batasannya, manusia berbeda dengan makhluk lain, karena pada diri manusia terdapat kemerdekaan berfikir dan kesanggupan untuk melaksanakan apa yang telah dipikirkannya. Tetapi tidak jarang filsafat materialisme dan hedonisme menyebabkan manusia bebas lepas tanpa kendali dari nilai-nilai moral terhadap lingkungan.
Nafsu sebagai potensi yang dimiliki oleh manusia sering menyeret manusia kepada sifat egois yang kejam, yang kemudian memupuk suatu kejahatan yang profesional dalam masyarakat manusia dan alam lingkungannya. Karena sifat materialistis dan egoistis berlebuhan yang dimiliki oleh manusia, sehingga sering membuat manusia tidak ramah terhadap alam lingkungan, yang melahirkan perlakuan tidak adil dan tidak bijak, demi kepentingan pribadi manusia. Padahal, sesungguhnya Allah SWT telah menegaskan dengan firmannya yang artinya “carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan akhirat akan tetapi jangan melupakan kebahagiaan dunia, berbuatbaiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah engkau berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Q.S. Al-Qhashas : 77).
Ayat tersebut menegaskan, bahwa keselamatan dan kemaslahatan hidup dan kehidupan manusia tidak hanya ditentukan oleh hubungan baik manusia terhadap Allah dan sesama manusia (Hablumminallah, hablumminannas) tetapi diwarnai pula oleh sikap dan perlakuan manusia terhadap lingkungannya (hablumminal ‘Alam). Keseimbangan perilaku (Akhlaq) pada tiga lini tersebut akan mewujudkan keselarasan, keserasian, dan keharmonisan hidup yang sejak dini ditegaskan Allah:
واقيمو االوزن با لقسط ولاتخسرالميزان
Pengertiannya: tegakkan dan jagalah keseimbangan dengan adil dan jangan berbuat sesuatu yang merusak keseimbangan.
Kenyataan dari apa yang disinyalir oleh Allah dalam ayat tersebut, sudah kita rasakan saat ini, dimana manusia sudah berbuat ceroboh, tidak baik serta tidak ramah terhadap lingkungan. Manusia sudah mengotorinya dengan limbah industri, radio aktif dan penebangan hutan secara liar yang kesemuannya menyebabkan kesengsaraan bagi manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Siklus kehidupan telah mulai tersendat dan keseimbangan sudah mulai tergoncang.
Modernitas kehidupan yang kian meningkat, jumlah penduduk yang berlipat ganda, mendorong timbulnya pencemaran/polusi kedalam alam lingkungan, baik air, darat dan udara. Hal ini mengingatkan kita akan firman Allah: “Artinya: telah tampak kerusakan di darat dan di laut, disebabkan perbuatan tangan-tangan kotor manusia”
Udara yang pada awal abad 20 masih sejuk, kini telah padat oleh polusi; carbondioxida, zat hidrocarbon dan zat lain yang berbahaya yang disebabkan oleh cerobong-cerobong asap pabrik, knalpot kendaraan, limbah industri yang tidak mengindahkan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dan lain sebagainya yang semuanya berpengaruh terhadap kwantitas dan kwalitas hidup dan kehidupan makhluk. Maka benarlah apa yang disinyalir oleh Allah dalam lanjutan ayat diatas:
….ليذ يقهم بعضى الذي عملوا….
Bahwa kelak kalian akan merasakan akibat dari kesemena-menaan terhadap alam yaitu hidup yang sulit, penderitaan dan ketidakbaikan lainnya. Fenomena inilah yang saat ini tengah kita rasakan. Wallahua’lam…