A.   Tipe Pesantren

Pondok pesantren modern bertipe kombinasi kholaf dan salaf. Di satu pihak menerapkan sistem pendidikan formal yang bersifat klasikal dan berjenjang dengan kurikulum negara yang diseleksi, namun di pihak lain juga menerapkan sistem pendidikan tradisional, yaitu menggunakan kitab-kitab klasik seperti Nahwu (Matan Jurumiah, Kawakib Durriah, dan Qothrun Nada), Fiqh (Safinatun Najah, Bajuri, dan I’anatut Tholibin), Tafsir (Jalalain dan Sofwatut Tafasir) dan lain sebagainya dengan tetap mempertahankan metode bandongan dan sorogan sebagaimana diterapkan oleh pondok-pondok salaf.

Disiapkan waktu khusus di beberapa petang dan malam hari (ko-kurikuler) untuk program perkuatan penguasaan pelajaran-pelajaran kurikulum negara (kursus) dan kitab-kitab klasik (takhossus, muthola’ah dan mudzakaroh).

B.   Ciri Khas Pendidikan

PPI menjadikan pendidikan Al-Quran sebagai ciri khas dan program unggulan, baik dari kemampuan membaca, menghafal, seni baca, ilmu-ilmunya, maupun kemampuan memahami dan praktek melaksanakan ajaran-ajaran Al-Qur’an itu. Selain itu, pendidikan bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan program mahkota (crown program), sehingga para santri diwajibkan berkomunikasi dengan kedua bahasa ini setiap hari.

C.   Sistem Pendidikan

Proses pendidikan di PPI menggunakan Sistem Pendidikan Paripurna dan Terpadu yang mengasah Kecerdasan Intelektual (Intellectual Qoutient), Kecerdasan Emosional (Emotional Qoutient), Kecerdasan Spiritual (Spiritual Qoutient), kecerdasan daya juang/daya saing (Adversity Qoutient), kecerdasan sosial (Social Qoutient) dan kecerdasan kreatifitas & produktifitas (Creativity & productiity Qoutient) agar tercipta seorang Muslim yang haus ilmu (to know), mengamalkan ilmunya (to do), memiliki integritas (to be), mampu bekerja sama (to live together), bertanggung jawab terhadap lingkungannya (to master the local) dan pada akhirnya memiliki kesadaran yang mendalam bahwa alam semesta merupakan ciptaan Sang Maha Pencipta (to know Gods’s creation).

Sistem ini dapat diterapkan karena para santri diasramakan. Hal ini sangat kondusif untuk penerapan sistem belajar full time school yang sepenuhnya bermuatan pendidikan. Program dan sistem pendidikan yang dipaparkan tadi merupakan upaya penguatan tiga komponen penting pada diri santri, yaitu zikir (heart), fikir (head) dan amal/trampil (hand). Tujuannya adalah untuk membentuk para santri menjadi insan kamil yang memiliki iman dan takwa yang kokoh, akhlak yang mulia, cinta tanah air, berilmu pengetahuan tinggi, berwawasan luas, berketerampilan mumpuni, berjiwa mandiri, siap menjadi pembimbing dan pemimpin umat serta penebar rahmat.

Lewat proses ini diharapkan lahir kader-kader ulama intelaktual dan intelaktual ulama yang bertanggung jawab terhadap syiar Islam, pembangunan bangsa negara dan kemakmuran masyarakatnya. Mereka kelak ikut andil dalam mewujudkan masyarakat madani dan berperan penting dalam menciptakan kedamaian dunia.