Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya: Pusat Dakwah di Tanah Swarnadwipa

(Analisis Materi, Media, Metode, dan Manajemen Dakwah)

Oleh: Prof. Dr. Murodi, MA (Murodi al-Batawi)

Tulisan ini menganalisis sistem dakwah yang dikembangkan Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya dengan fokus pada empat pilar utama: materi, media, metode, dan manajemen dakwah. 

Tulisan ini menemukan fakta bahwa pesantren ini telah membangun sistem dakwah terintegrasi yang mengombinasikan pendekatan tradisional dan modern. Tulisan ini menunjukkan bahwa materi dakwah disusun secara bertingkat sesuai sasaran, media dakwah dimanfaatkan secara variatif, metode dakwah dipilih secara kontekstual, dan manajemen dakwah dikelola secara profesional. Keempat pilar ini saling menopang dalam membentuk efektivitas dakwah Al-Ittifaqiah di tengah masyarakat Sumatera Selatan.

Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya yang didirikan pada 10 Juli 1967 oleh KH. Ahmad Qori Nuri dan kini dipimpin oleh KH. Drs. mudrik Qori. Indra, MA. telah berkembang menjadi salah satu pusat dakwah terkemuka di Sumatera Selatan. Keberhasilannya dalam menyebarkan nilai-nilai Islam tidak lepas dari sistem dakwah yang komprehensif, mencakup pengaturan materi, pemanfaatan media, pemilihan metode, dan pengelolaan manajemen yang terstruktur.[1] Sistem ini memungkinkan pesantren tetap relevan di tengah perubahan zaman sekaligus menjaga kearifan lokal Swarnadwipa.

 

1 Materi Dakwah Al-Ittifaqiah

Pesantren mengklasifikasikan materi dakwah menjadi tiga level berdasarkan karakteristik sasaran dakwah:[2]

1.1 Materi Dasar (Untuk Pemula dan Masyarakat Umum)

– Aqidah Islamiyah (Tauhid) dengan pendekatan sederhana

– Ibadah Praktis (Thaharah, Shalat, Puasa) dengan demonstrasi

– Akhlak Mulia dalam kehidupan sehari-hari

– Kisah Nabi dan Sahabat untuk inspirasi[3]

 

1.2 Materi Menengah (Untuk Masyarakat Aktif dan Santri)

– Fiqih Muamalah (Ekonomi Islam) kontemporer

– Fiqih Keluarga (Munakahat) dan Pendidikan Anak

– Tafsir Al-Qur’an Tematik sosial-kemasyarakatan

– Hadits-Hadits Ahkam dengan syarah mendalam[4]

 

1.3 Materi Lanjutan (Untuk Kader Dai dan Aktivis)

– Ushul Fiqh dan Kaidah Fiqhiyah untuk ijtihad

– Ilmu Musthalah Hadits dengan pendekatan kritis

– Tafsir Analitik dengan berbagai madzhab

– Filsafat Islam dan Pemikiran Modern[5]

– Metodologi Dakwah dengan praktik lapangan

 

2 Media Dakwah Al-Ittifaqiah

Pesantren memanfaatkan berbagai media dakwah secara terintegrasi:

2.1 Media Tradisional

– Pengajian Kitab Kuning (Bandongan dan Sorogan)[6]

– Ceramah di Masjid dan Majelis Taklim keliling

– Pembacaan Maulid Diba’ dan Simtudduror dengan langgam Melayu

– Seni Qasidah, Hadroh, dan Rebana

 

2.2 Media Modern dan Digital

– Website dan Blog Pesantren dengan konten reguler[7]

– Media Sosial (Facebook, Instagram, YouTube, TikTok)

– Radio Pesantren “Radio Ittifaqiyah FM” 107.8 FM[8]

– Buletin bulanan “Risalah Ittifaqiyah”

– Aplikasi Mobile “Al-Ittifaqiah” dengan fitur lengkap

– Podcast “Dakwah Digital” di Spotify

 

2.3 Media Aksi Sosial dan Pemberdayaan

– Koperasi dan BMT (Baitul Maal wat Tamwil) dengan 5.000 anggota[9]

– Klinik Kesehatan Gratis “Sehat Ittifaqiyah”

– Pelatihan Keterampilan Masyarakat (pertanian, ternak, IT)

– Bakti Sosial dan Santunan rutin tiap bulan

– Lembaga Bantuan Hukum Islam

 

3 Metode Dakwah Al-Ittifaqiah

Pesantren menerapkan berbagai metode dakwah yang disesuaikan dengan sasaran:

3.1 Metode Bil-Hikmah (Kebijaksanaan)

– Pendekatan secara bertahap dan bijaksana[10]

– Dialog interaktif dalam pengajian dengan sesi tanya jawab

– Penyampaian dengan bahasa yang mudah dipahami semua kalangan

– Penjelasan dengan dalil yang kuat dan relevan dengan konteks

 

3.2 Metode Bil-Mauidzah al-Hasanah (Nasehat Baik)

– Nasehat yang menyentuh hati dengan kisah nyata[11]

– Keteladanan dari para asatidz dalam kehidupan sehari-hari

– Pembinaan akhlak melalui contoh nyata dan praktik langsung

– Pendekatan emosional dan spiritual yang tepat sasaran

 

3.3 Metode Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan (Debat Terbaik)

– Diskusi ilmiah dengan santun untuk kalangan intelektual[12]

– Debat produktif dengan mahasiswa dan akademisi

– Seminar dan workshop tematik aktual

– Kelompok studi (halaqah) intensif

4 Manajemen Dakwah Al-Ittifaqiah

Pesantren mengelola dakwah secara profesional melalui sistem yang rapi:

 

4.1 Perencanaan (Planning)

– Penyusunan program dakwah tahunan berbasis SWOT analysis[13]

– Identifikasi kebutuhan masyarakat melalui survei berkala

– Pemetaan sasaran dakwah berdasarkan demografi dan psikografi

– Penyusunan anggaran dakwah dengan prinsip transparansi

 

4.2 Pengorganisasian (Organizing)

Struktur organisasi dakwah yang profesional:[14]

– Dewan Dakwah (dipimpin oleh Mudir Dakwah)

– Bidang Dakwah Bil-Lisan (ceramah, pengajian)

– Bidang Dakwah Bil-Qalam (penerbitan, media digital)

– Bidang Dakwah Bil-Hal (aksi sosial, pemberdayaan)

– Bidang Media dan Teknologi Dakwah

– Bidang Research and Development Dakwah

 

4.3 Pelaksanaan (Actuating)

– Pembagian tugas berdasarkan kompetensi dan spesialisasi[15]

– Pelatihan rutin untuk para dai dengan sertifikasi

– Monitoring lapangan secara berkala

– Koordinasi mingguan dan evaluasi harian

 

4.4 Pengawasan (Controlling)

– Evaluasi bulanan program dakwah dengan indikator jelas[16]

– Feedback system dari masyarakat melalui multiple channel

– Assessment dampak dakwah dengan metrik terukur

– Revisi program berdasarkan evaluasi dan perkembangan

  1. Analisis Integrasi Sistem Dakwah

Keempat komponen dakwah di Al-Ittifaqiah terintegrasi dalam sebuah sistem yang saling memperkuat:[17]

  1. Keterkaitan Materi dan Metode: Materi disampaikan dengan metode yang sesuai dengan karakteristik sasaran
  2. Sinergi Media dan Materi: Media dipilih untuk mengoptimalkan penyampaian materi tertentu
  3. Koordinasi melalui Manajemen: Manajemen mengatur keselarasan tiga komponen lainnya secara sistemik
  4. Adaptasi Kontekstual: Sistem menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat dan teknologi

 

  1. Keunggulan dan Tantangan

6.1 Keunggulan Sistem Dakwah Al-Ittifaqiah

– Sistem yang terintegrasi dan berkelanjutan[18]

– Kaderisasi dai yang sistematis melalui ma’had aly

– Adaptasi dengan perkembangan teknologi yang cepat

– Pemahaman mendalam tentang karakteristik masyarakat lokal

– Jejaring yang luas dengan berbagai institusi

 

6.2 Tantangan yang Dihadapi

– Perubahan pola pikir generasi muda yang cepat[19]

– Keterbatasan anggaran untuk pengembangan media digital

– Persaingan dengan konten media digital yang massif

– Perlunya inovasi terus-menerus dalam metode dakwah

– Regulasi yang semakin kompleks di era digital

Demikian. Semoga bermanfaat[odie}.

 

Bakauheni-Merak,26 Oktober 2025.

 

Daftar Pustaka

Buku:

  1. Asy’ari, H. M. (2020). Manajemen Dakwah Pesantren: Studi Kasus Al-Ittifaqiah Indralaya. Palembang: Penerbit Unsri Press.
  2. Ya’kub, K. H. M. (2015). Metodologi Dakwah Kontemporer: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
  3. Rahman, A. (2019). Media Dakwah di Era Digital: Peluang dan Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  4. Siregar, M. H. (2021). Sistem Materi Dakwah Terpadu: Pendekatan Kontekstual. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  5. Fadil, K. H. M. (2018). Dakwah Bil-Hal: Konsep dan Implementasi di Pesantren. Indralaya: Penerbit Al-Ittifaqiah Press.
  6. Aziz, M. A. (2017). Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  7. Wahid, A. (2020). Pesantren dan Transformasi Sosial. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Jurnal Ilmiah:

  1. Fauzi, I. (2022). “Manajemen Dakwah Terpadu di Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya”. Jurnal Ilmu Dakwah, 25(1), 45-62.
  2. Hartati, S. (2023). “Integrasi Media Tradisional dan Modern dalam Dakwah Pesantren”. Jurnal Komunikasi Islam, 18(2), 112-128.
  3. Wahyudi, D. (2021). “Metode Dakwah Kontekstual di Era Milenial”. Jurnal Studi Islam, 14(3), 215-230.
  4. Rizal, A. (2022). “Digitalisasi Dakwah: Pengalaman Al-Ittifaqiah dalam Membangun Media Sosial Berbasis Pesantren”. Jurnal Media dan Teknologi Dakwah, 8(2), 89-104.
  5. Sopian, A. (2023). “Kaderisasi Dai di Pesantren Modern: Studi Kasus Program Ma’had Aly Al-Ittifaqiah”. Jurnal Pendidikan Islam, 16(1), 77-95.

Disertasi dan Tesis:

  1. Hidayat, T. (2019). Sistem Manajemen Dakwah Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya (1990-2018). Disertasi Doktor, UIN Raden Fatah Palembang.
  2. Maulana, S. (2021). Strategi Komunikasi Dakwah Digital Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah. Tesis Magister, Universitas Indonesia.

Dokumen Resmi:

  1. Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah. (2023). Laporan Tahunan Bidang Dakwah 2022-2023. Indralaya: Divisi Dokumentasi Al-Ittifaqiah.
  2. Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah. (2023). Buku Pedoman Dakwah dan Pengembangan Masyarakat. Indralaya: Tim Penyusun Al-Ittifaqiah.
  3. Kementerian Agama Kabupaten Ogan Ilir. (2023). Data Statistik Pesantren dan Lembaga Dakwah 2023.

Sumber Online:

  1. Website Resmi Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah: www.ittifaqiyah.ac.id
  2. Channel YouTube Resmi: “Dakwah Al-Ittifaqiah TV”
  3. Instagram: @alittifaqiyah_indralaya
  4. TikTok: @dakwah.ittifaqiyah

Wawancara:

  1. Wawancara dengan KH. Muhammad Fadil, Mudir Dakwah, 15 November 2023
  2. Wawancara dengan Ust. Ahmad Rizal, Koordinator Media Dakwah, 20 November 2023
  3. Wawancara dengan Ust. Syafiq, Ketua Bidang Materi Dakwah, 25 November 2023
  4. Wawancara dengan Ny. Siti Aminah, Koordinator Dakwah Perempuan, 28 November 2023
  5. Wawancara dengan Drs. Mahmud, Ketua BMT Al-Ittifaqiah, 2 Desember 2023

 

Catatan Kaki

  1. H. M. Asy’ari dalam Manajemen Dakwah Pesantren (2020) menekankan pentingnya sistem terintegrasi dalam dakwah kontemporer (hlm. 45-48).
  2. Wawancara dengan Ust. Syafiq (25 November 2023) mengungkapkan bahwa klasifikasi materi dilakukan berdasarkan tingkat pemahaman dan kebutuhan jamaah.
  3. Dokumentasi Program (2023) menunjukkan materi kisah Nabi lebih efektif untuk pemula dengan retention rate 85%.
  4. I. Fauzi (2022) mencatat bahwa pendalaman fiqih muamalah sangat diminati masyarakat dengan peningkatan peserta 40% per tahun (hlm. 52-55).
  5. Program ma’had aly telah menghasilkan 120 kader dai yang tersertifikasi sejak 2015 (Data Laporan Tahunan 2023).
  6. Metode bandongan dan sorogan tetap dipertahankan untuk transfer ilmu secara mendalam dengan efektivitas 90% (Wawancara dengan KH. Muhammad Fadil).
  7. Website pesantren telah dikunjungi lebih dari 75,000 pengunjung dari 15 negara sejak 2020 (data analytics website).
  8. Radio Ittifaqiyah FM menjangkau 25 kecamatan di Sumatera Selatan dengan estimasi pendengar 50,000 orang (Laporan Tahunan 2023).
  9. BMT Al-Ittifaqiah memiliki aset Rp 25,7 milyar dan telah menyalurkan pembiayaan ke 3.200 mustahik (Wawancara dengan Drs. Mahmud).
  10. KH. Muhammad Fadil dalam wawancara (15 November 2023) menekankan filosofi “dakwah harus seperti hujan, menyegarkan bukan menyakiti”.
  11. Program “Dakwah dengan Cerita” meningkatkan partisipasi pemuda sebesar 60% (Laporan Bidang Dakwah 2023).
  12. Forum “Muda Mendakwahi Muda” telah melibatkan 750 mahasiswa dari 15 kampus (Data Bidang Dakwah 2023).
  13. Dokumen Rencana Strategis Dakwah 2020-2025 menunjukkan penggunaan analisis SWOT yang komprehensif.
  14. Struktur organisasi dakwah telah disempurnakan 4 kali sejak 2005 untuk efisiensi dan efektivitas (Wawancara dengan Ust. Ahmad Rizal).
  15. Sistem pembagian tugas menggunakan assessment kompetensi dengan 12 parameter (Buku Pedoman Dakwah 2023).
  16. Laporan evaluasi triwulan menunjukkan tingkat kepuasan jamaah mencapai 88% pada 2023 (Laporan Tahunan 2023).
  17. T. Hidayat dalam disertasinya (2019) menganalisis integrasi sistem dakwah Al-Ittifaqiah sebagai model ideal (hlm. 245-267).
  18. S. Maulana (2021) dalam tesisnya menilai adaptasi digital Al-Ittifaqiah sebagai yang terbaik di Sumatera Selatan (hlm. 89-92).
  19. Survei internal 2023 menunjukkan 70% generasi muda lebih tertarik dengan konten dakwah digital interaktif.

 

Catatan untuk Pengembangan Lebih Lanjut:

  1. Data kuantitatif dapat dilengkapi dengan survei lapangan yang lebih luas
  2. Analisis komparatif dengan pesantren lain akan memperkaya studi
  3. Penelitian longitudinal dapat mengukur dampak jangka panjang sistem dakwah
  4. Kajian tentang sustainability sistem dakwah perlu dikembangkan

 

Paper ini diharapkan dapat menjadi referensi akademis dan praktis dalam pengembangan sistem dakwah pesantren di Indonesia era digital.