Peradaban tercipta kalau kita menghargai segala perbedaan

ittifaqiah.ac.id_Indralaya; Peningkatan mutu pendidikan khususnya di akademisi perguruan tinggi Islam harus terus ditingkatkan seiring dengan revolusi dunia global yang begitu cepat.

Merespon hal tersebut, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Quran Al-Ittifaqiah (STITQI) kembali mengadakan seminar yang bertemakan tantangan Perguruan Tinggi Islam di Era Revolusi 4.0 untuk Rahmatan Lil Alamin dengan nara sumber salah satu peneliti di Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta Dr. H. Fuad Jabali, MA. (1/9).

“Perguruan tinggi harus mencerminkan keluasan Islam yang menghargai segala perbedaan, keberagaman, pemikiran dan peradaban karena Islam adalah Rahmatan Lil Alamin”, ungkap dosen pasca sarjana UIN Jakarta ini.

Lebih lanjut, Dr. Fuad menjelaskan kalau tidak ada semangat Rahmatan Lil Alamin artinya tidak akan tercipta suatu peradaban. Nilai-nilai Rahmatan Lil Alamin dalam dunia akademisi harus berperan penting guna ketercapaian secara maksimal tujuan dari sebuah lembaga pendidikan. Tentu saja baik dosen maupun mahasiswa harus open minded, berpikir kritis dan menghargai segala perbedaan.

Perlu diingat bahwa nusantara adalah suatu wilayah yang terbuka, berbagai peradaban budaya bahkan agama telah masuk dan sekarang jejak-jejak mereka masih ada, dalam hal ini Islam merangkul semua peradaban tersebut. Tantangan besar di dunia perguruan tinggi Islam terletak pada apa yang bisa diberikan dan sejauh mana tingkat kreatifitas.

Selain dihadiri oleh dosen STITQI, seminar yang dimoderatori oleh Saudi Berlian, M.Si. ahli budaya dan sosiolog Sumatera Selatan ini juga di hadiri oleh Mudir pondok pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya Drs. K.H. Mudrik Qori, MA.