(Penyempurnaan Peraturan tahun 2003)

A. SEBELUM MENUJU TEMPAT BELAJAR/MENGAJAR

Guru terlebih dahulu:

  1. Berniat dengan sepenuh hati: Ikhlas mengajar karena Allah SWT semata dalam rangka ibadah
  2. Menyadarkan diri bahwa Guru adalah Pendidik sejati yang berkewajiban menanamkan iman, takwa dan akhlakul karimah kepada santri dan menyontohkannya untuk santri. Menanamkan nilai-nilai, mengisi spirit-jiwa-rohani santri. Menanamkan jiwa mandiri, percaya diri, kepekaan dan kepemimpinan yang menjadi titik lemah sistem pendidikan Indonesia. Memvisualisasikan masa depan santri dengan kualitas, kreatifitas, produktifitas dan inovasi. Merefresentasi masa depan anak dengan dinamika. Menginspirasi, memberi mimpi, bahkan melampaui mimpi. Menyiapkan pemimpin dan penentu masa depan semesta, rahmatan lil ‘alamin. Pendidik/guru dalam mendidik-mengajar harus menyenangkan dan MENCERAHKAN santri.
  3. Menyadarkan diri bahwa PPI bercirikhaskan Al-Quran dengan keharusan mengasosiasikan-meng-‘alaqohkan materi pelajaran yang akan ia ajarkan kepada Al-Quran
  4. Menyadarkan diri bahwa sesungguhnya santri adalah anak kandung sendiri, bukan anak tiri dan bukan anak orang lain, sembari berdoa “Ya Allah, semoga semua Guru di dunia ini juga memposisikan anak yang lahir dari rahimku atau rahim istriku sebagai anak kandungnya sendiri sehingga benar-benar ikhlas dan bersungguh-sungguh mendidiknya”.
  5. Memperhatikan dan membereskan pakaian dan perwajahan
  6. Menonaktifkan atau mensilentkan HP dan tidak menggunakannya sama sekali
  7. Tidak membawa anak
  8. Ikhlas melaksanakan peraturan ini, sekali-kali tidak meremehkan dan mengabaikanya

 

B. PROSES DI TEMPAT BELAJAR/MENGAJAR

       Pendahuluan (maksimal 5 menit)

  1. Guru memasuki tempat belajar/mengajar pada waktu yang tepat  dan mengucapakan SALAM LENGKAP. Santri berdiri sigap-cepat dengan aba-aba: ”berdiri siap… gerak, wa’alaikumusalam warohmatullohi wabarokatuh”. Lalu Guru mempersilahkan santri duduk dengan aba-aba: “duduk siap….. gerak…!” dan memastikan seluruh santri duduk dengan sikap yang BAIK (Guru pada jam pertama atau setelah istirahat, datang sebelum santri datang di tempat belajar sehingga santri memasuki kelas dengan rapi-tertib dan bersalaman dengan guru)
  2. Guru mengabsen santri dan mempertanyakan santri yang tidak hadir
  3. Guru memperhatikan santri dan tempat belajar/mengajar dengan seksama (pakaian seragam dan kerapiannya, cara duduk dan sikap-sikap lainnya. Kebersihan, kerapian, ketertiban, dan kelengkapan sarana kelas). Selanjutnya, guru memberikan koreksi seperlunya tanpa berlama-lama, mengingat waktu.
  4. Guru mendoktrin santri untuk memperkuat keikhlasan dalam belajar agar mendapat barokah. Selanjutnya menuntun santri berdoa dengan baik. (Pada kelas-kelas tinggi guru BOLEH menunjuk santri yang BAGUS untuk menyiapkan santri dan memimpin doa secara bergantian)
  5. Guru memberikan wasiat tentang Taqwa, Iman, Islam, Akhlak, Ibadah, memuliakan Mushaf Al-Quran, memuliakan Al-Quran dan gemar berbahasa Arab-Inggris.
  6. Guru menulis nama pelajaran dibagian tengah papan tulis. Kemudian menulis tanggal, bulan dan tahun Hijriyah dan Masehi disudut kanan papan tulis (bagi bidang studi agama) atau di sudut kiri papan tulis (bagi bidang studi Umum).

 

 

       Kegiatan Inti

  1. Guru menceking Buku/Kitab pelajaran atau Buku Catatan terhadap satu atau dua santri secara acak, dengan memperhatikan kelengkapan, kebersihan, kerapian buku atau catatan dan memberikan teguran singkat.
  2. Sebelum memberikan pelajaran baru, guru mengulangi pelajaran yang telah lalu dan melontarkan satu atau dua pertanyaan terhadap santri secara acak.
  3. Guru menyampaikan materi pelajaran baru sesuai dengan Silabus/Kurikulum/GBPP dengan penuh keikhlasan, kesungguhan, dan semangat, dengan memanfaatkan papan tulis untuk menjelaskan pelajaran dan memanfaatkan media yang ada atau membawa sendiri dengan target to know, to do, to be, to live together, to master local and to know God creation guna mencapai tujuan
  4. Guru menggunakan strategi, metode, model dan pendekatan pembelajaran yang paling efektif, variatif, aktif, partisipatif, interaktif dan menyenangkan santri. Guru memposisikan santri sebagai Guru mengasosiasikan-meng’alaqohkan materi kepada Al-Quran dan kepada Allah SWT (to know God Creation).
  5. Guru wajib berusaha keras seribu akal agar santri mengerti-memahami dan menguasai materi yang ia sampaikan.
  6. Guru sedapat mungkin menyimpulkan dengan ringkas materi pelajaran yang baru disampaikan.
  7. Guru memberikan kesempatan kepada santri untuk bertanya.
  8. Guru melontarkan pertanyaan kepada satu atau dua santri secara acak sebelum mengakhiri pelajaran.
  9. Guru sedapat mungkin mengecek catatan santri terhadap materi yang baru dipelajarinya (bagi pelajaran yang perlu dicatat atau dimaknakan) kepada satu dua santri secara acak dan memberikan koreksi singkat.
  10. Guru memberikan penilaian proses dan hasil pada setiap pertemuan
  11. Guru memberikan kegiatan Tindak Lanjut dari hasil evaluasi/nilai harian santri

 

      Kegiatan Penutup

  1. Khusus guru yang mengajar sebelum waktu istirahat WAJIB memberikan TAUSIYAH perihal santri belanja baik di warung maupun kantin (harus berbelanja secara halal, tidak berbohong, hati-hati memilih makanan, tidak boros, makan dengan baik dan berdoa, tidak membuang sampah sembarangan, memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien)
  2. Khusus guru yang mengajar sebelum istirahat makan siang dan sholat Dzuhur WAJIB memberikan TAUSIYAH (wajib shalat Zuhur tepat waktu, makan siang antri dengan baik, mengambil makan di dapur sesuai jatah, tidak mengambil yang bukan jatahnya karena hukumnya HARAM, makan dan minum dengan baik dan berdoa, makan secukupnya dan tidak membuang-buang makanan, tidak membuang sampah sembarangan).
  3. Guru memberikan wasiat: a) agar semua santri rajin dan sungguh-sungguh dalam belajar, hormat kepada orang tua dan guru, disiplin terhadap sunnah-sunnah Pondok, cinta terhadap Pondok, mengharumkan nama Pondok, merekrut Santri Baru dan wajib mendakwakan/mensyiarkan Islam rahmatan lil’alamin di tengah-tengah umat, b) agar santri non mukim: i) berhati-hati dalam perjalanan pulang dan langsung pulang ke rumah, ii) menghormati-mengasihi orang tua, istiqomah beribadah, berakhlakul karimah dan menjadi teladan bagi keluarga-masyarakat, iii) jangan sia-siakan waktu dengan banyak bermain, iv) bergaul Islami dan kritis, harus mempengaruhi teman ke jalan Islam dan jangan mau dipengaruhi ke jalan tidak Islami dengan menunjukkan jati diri seorang santri sejati (harus seperti ikan di laut).
  4. Guru mengajak santri membaca HAMDALAH sebelum mengakhiri pertemuan (boleh pula berdo’a dipimpin guru bersangkutan). Khusus jam terakhir do’a bersama.
  5. Guru mengisi BUKU KEGIATAN MENGAJAR (buku kegiatan kelas) dan MENANDATANGANINYA sebelum meninggalkan santri.
  6. Guru meninggalkan tempat belajar/mengajar dengan mengucapkan SALAM LENGKAP.
  7. Khusus Guru pada jam terakhir, terlebih dahulu : a) memerintahkan santri memungut sampah diseputarnya dan merapikan meja-kursi-peralatan lainnya, b) berdiri di muka pintu dan harus mengawasi serta memastikan santri keluar kelas dengan tertib dan aman sambil bersalaman sujud dengannya.

 

C. PULANG DARI TEMPAT BELAJAR/MENGAJAR

  1. Guru bersyukur di dalam hati atas rahmat Allah SWT berupa kesehatan dan kekuatan lahir batin, hati yang ikhlas, hidayah dan taufik hingga mampu menyuguhkan pengajaran-pendidikan kepada santri tadi seraya  berdoa  kiranya Allah SWT terus menerus memberikan rahmat seperti itu dengan kualitas yang makin baik kedepan
  2. Guru membuka hati untuk mengevaluasi dan mengoreksi diri sendiri, apakah sudah benar, tepat, baik, dan berhasil dalam mengajar-mendidik santri tadi sembari memikirkan dengan ikhlas dan serius tentang langkah-langkah apalagi yang mesti ditempuh untuk menuai keberhasilan dalam mengajar-mendidik santri. Untuk meraih kesuksesan dan kemajuan serta prestasi, guru membuka hati untuk menerima kritikan, masukan dan evaluasi, gemar  melakukan sharing dan kerjasama dengan pihak manapun yang bermanfaat,  mampu bekerja dalam tim, siap bersikap toleran, tidak boleh egois dan sombong,  mau benar dan menang sendiri,  sok pintar dan gengsian. Kembangkan sikap rendah hati (khuddhu’ dan tadhorru’), mengalah untuk menang. Bersikaplah seperti ILMU PADI, makin berisi makin merunduk. Justru ini sikap terpuji dan akan dipuji, disenangi, dikagumi, diacungi jempol dan  berkah.
  3. Guru harus merasa tidak puas dan merasa makin haus serta  mesti berfikir-berusaha untuk mengembangkan diri, memperluas wawasan dan memperkaya pengetahuan, gemar belajar, sharing, hearing, diskusi dan lain-lain  guna meningkatkan kualitas mengajar-mendidik dan membangun harga diri-kemuliaan diri
  4. Guru menyadarkan dirinya untuk meningkatkan kualitas amanah dan disiplin, serta terus memperkuat landasan kinerjanya: ikhlas, mujahadah, sabar dan istiqomah agar meraih berkah  besar dari Allah SWT
  5. Guru  wajib mengasah batin dengan memperbanyak ibadah: gemar membaca Al-Quran, disiplin shalat fardhu di awal waktu, gemar shalat berjamaah di masjid/mushalla, rajin shalat sunnah dan shalat malam, banyak berdzikir dan berdoa, gemar puasa sunnah, semua secara istiqomah
  6. Guru memang baru saja menyelesaikan tugas mujahadah, namun dengan ikhlas harus pula menyiapkan diri lahir batin untuk melangkah ke mujahadah berikutnya seraya mengharap rahmat besar  dari  Allah SWT yang Rahman Rahim (Fa idza faroghta Fanshob, wa ila Robbika farghob).

 

D. KETENTUAN KHUSUS

Guru MTs/MA  yang mengajar pada jam ke-4 dan ke-6 sebelum keluar kelas WAJIB melaksanakan TAUSIYAH KHUSUS, berisi tentang Pentingnya KEJUJURAN bagi  Santri