ittifaqiah.ac.id_Jakarta; Mudir Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah mendapat kehormatan menerima penyerahan alumni dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kepada ikatan alumni (IKALUIN) Jakarta. Acara tersebut dilaksankan pada Sabtu, 4 November 2017 bertempat di Auditorium Prof. Dr. Harun Nasution UIN Jakarta.

Pada Wisuda Sarjana ke-106 ini UIN mengukuhkan sebanyak 1.021 orang lulusan dari program S1, S2, dn S3. Rektor UIN Syarif Hidayaullah Jakarta, Prof. Dede Rosyada dalam penyerahan menyampaikan bahwa KH. Mudik Qori merupakan salah seorang alumni UIN yang berprestasi dalam mengembangkan pesantren di Sumatera Selatan. Beliau sendiri ketika menjabat Direktur Dikti Kemenag RI pernah berkunjung k PPI pd saat wisuda STITQI.

Kemajuan yang dicapai Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan Indonesia, menurut Prof. Dede, “Dapat menjadi model dalam pengembangan lembaga pendidikan Islam di Indonesia.”

Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan pentingnya pengembangan jiwa interpreneurship bagi para alumni UIN. Rektor juga mengingatkan agar para sarjana UIN Syarif Hidayatullah selain memiliki keahlian yang exspert sesuai bidang studi yg ditekuninya, sekaligus mencerminkan “profesional santri”.

Bagi Drs. K.H. Mudrik Qori, M.A, kehadiran dalam wisuda kali ini bernostalgia, mengingat kembali masa-masa kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mudir Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya sendiri adalah alumni Fakultas Adab yang lulus pada 1991.

Para hadirin pun riuh ketika Mudir PPI menceritakan “Ketika kuliah sering makan, sekaligus berhutang di Warung Darkum.” Sebab bisa dipastikan hampir tidak ada mahasiswa generasi 80-90an yang tidak punya cerita yang sama tentang Warung Darkum.

Hadir dalam acara tersebut teman-teman Kyai Mudrik semasa kuliah antara lain, Prof. Murodi (Wakil Rektor Bidang Kerjasama), Prof. Asep Usman Ismail, dan Dr. Arief Subhan (Dekan Fakultas Dakwah dn Komunikasi).

Di hadapan jajaran rektorat, dekanat, dan para guru besar UIN Jakarta, Mudir menyampaikan bahwa “UIN Jakarta selalu menjadi inspirasi dalam mengembangkan Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya”. Hal ini misalnya, buku karya Prof. Harun Nasution, “Islam Ditinjau dr Berbagai Aspeknya” menjadi bacaan wajib bagi santri-santri PPI.

Bahkan, buku “Al-‘Arabiyah Binnamaazij” yang digunakan untuk mata kuliah Bahasa Arab di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dipelajari untuk santri Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di PPI. “Ini artinya, kualitas para santri Al-Ittifaqiah, mendekati mahasiswa di UIN Jakarta”, sambung Mudir yang disambut tepuk tangan.

Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat. Terbukti dengan apresiasi yang diberikan kepada Pondok Pesntren Al-Ittifaqiah Indralaya sebagai pesantren terbaik di Sumsel oleh Kemenag dan satu-satunya pesantren di Sumatera yamh masuk dalam survei 20 pondok pesantren berpengaruh di Indonesia. Di bidang ekonomi, Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya mengembangkan peternakan, perkebunan, supermarket dn akan mendirikan BMT.

Bidang usaha ini, “menjadi program pembinaan enterpreneurship bagi para santri”, lanjut Mudir. Selain itu, Mudir pun mengundang para guru besar dan alumni UIN untuk mengabdi di PPI. “Setelah membuka Program Pascasarjana, kami terus bergerak untuk membuka Universitas Al-Ittifaqiah” ungkap Mudir Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya saat menyampaikan pidatonya dihadapan Guru Besar dan ratusan wisudawan/wisudawati UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.