Oleh: Nismayanti, S.Pd

Guru bidang studi bahasa Inggris Madrasah Aliah

 

Salah seorang teman saya yang masih lajang bertanya “Bagaimana kita bisa memiliki kemantapan hati untuk menikah dengan seseorang?, Apakah harus dengan adanya “KLIK” di hati atau yang biasa orang sebut “Chemistry?”
Terus terang saya sendiri tidak paham bagaimana bentuk “Chemistry” itu.
Apakah seperti cairan-cairan kimia yang ada di botol-botol laboratorium yang beraneka ragam warna, lalu mengalir ke hati kita?

Saya tersenyum dikala itu…
Ingin saya katakan jangan terlalu terpedaya dengan kata-kata pujangga. Sebab cinta sebelum menikah menyumbang sedikit saja dari kebahagiaan berumahtangga. Tidak sedikit keluarga yang berakhir pada perceraian walau mengaku telah 5-10 tahun saling mencinta sebelum menikah.

Cinta terkadang hanya perasaan dangkal yang tak terduga. Adakalanya orisinil dan sangat dalam. Gelagat perasaan ini bisa saja semakin kuat, sehingga yang bersangkutan menganggapnya cinta suci yang tidak dimanipulasi padahal perasaan yang kuat ini adakalanya membawa bencana besar sebelum menjadi kenyataan.

Lalu mungkinkah menikah tanpa cinta?
Kasih sayang, kelemahlembutan dan kebersamaan adalah wasila untuk mendatangkan cinta. Hubungan akan memperkuat perasaan. Disinilah perlahan-lahan cinta itu datang lebih mendalam. Sebab cinta itu berlandaskan asas-asas yang sehat dan tiang-tiang kokoh yang dapat menopang keluarga dari amuk badai zaman.

Saya pernah bertanya dengan salah seorang kerabat yang menikah dengan seseorang yang memiliki latar belakang kelam dalam hidupnya. Padahal bisa saja dengan kepandaian dan kecantikannya dia mendapatkan yang lebih dari itu.

Dia menjawab dengan diplomatis…
“Dia (sang suami) menikahi saya dengan niat karena Allah. Saya bisa saja menolaknya tapi saya tidak bisa menolak niatnya”.

Dengan rasa penasaran, saya bertanya lagi dengan sang suami. Mengapa dia berubah setelah menikah?
Dia menjawab dengan sama diplomatisnya…
“Saya menghormati keputusannya yang telah menerima saya, seseorang yang penuh kekurangan ini, tidak ada alasan untuk menyakiti seseorang yang dengan ikhlas memilih saya sebagai imamnya padahal dia bisa mendapatkan orang yang lebih baik dari saya”

Saya terharu mendengarnya, mudah-mudahan Allah menaungi keberkahan dalam keluarga mereka… Aamiin..

Sekarang saya ingin jawab pertanyaan teman saya tadi…
Jika kau ingin memantapkan hati untuk menikah, mantapkanlah niat awalnya. Tanyakan juga pada si dia tentang niatnya untuk menikahi anda. Jika dia ingin menikah karena ibadah dan berharap barakah Allah, menurut saya tidak ada alasan untuk menolaknya.
walau engkau harus melangkah tanpa cinta…

Sumber: http://ferryheryadi.blogspot.com/2013/12/mungkinkah-menikah-tanpa-cinta.html